Oleh: Abdul Qadir Jailani
الحمدلله الذي القائل فاستبقوا الخيرات والصلاة
والسلام على محمد الذى هدانا الى سبيل الخيرات اشهد ان لااله الا الله واشهد ان
محمدا رسول الله الذى امرنا الى نهي المنكرات اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى
اله وصحبه ومن تمسك بسنته الى يوم القيامة
اما بعد فيا ايها الحاضرون اصيكم ونفسى بتقوى
الله فقد فاز المتقون
Pada khutbah kali ini saya mengajak diri saya
peribadi dan kita semua untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah
yang telah melimpahkan nikmat kepada kita, baik nikmat yang tampak maupun yang
tidak tampak. Bersyukurlah kepada-Nya atas semua nikmat yang telah diberikan
kepada kalian dengan jalan berpegang teguh pada ajaran Allah dan selalu ingat
kepada-Nya. Pikirkanlah diri kita, adakah bermanfaat bagi kita apa yang telah
di anugrahkan Allah berupa pendengaran, akal dan pengelihatan, dan apa yang
telah dianugrahkan Allah berupa harta kekayaan dan kemuliaan, serta nikmat
terbesar yaitu nikmat iman dan islam.
Pada kesempatan khutbah kali ini kami awali dengan hadits Rasulallah SAW
yang diriwayatkan oleh imam tirmidzi dari ibnu Amr
خصلتان من كانتا فيه كتبه الله
شاكرا صابرا ومن لم تكونا فيه لم يكتب شاكرا صابرا من نظر فى دينه الى من هو فوقه
فاقتدى به ونظر فى دنياه الى من هو دونه فحمد الله على مافضله به عليه كتبه الله
شاكرا صابرا ومن نظر فى دينه الى من هو دونه ونظر فى دنياه الى من هو فوقه فاسف
على ما فاته منه لم يكتبه الله شاكرا ولاصابرا
Dua hal,
jika keduanya dimiliki seseorang maka Allah menggolongkannya sebagai orang yang
syukur dan sabar, sedang orang yang tidak memiliki kedua-duanya maka Allah tidak
mencatatnya sebagai orang yang syukur dan sabar. Ialah barang siapa
membandingkan kwalitas agama dirinya dengan orang yang kwalitas agamanya lebih
tinggi dari padanya da dia mengikuti orang yan kwalitas ibadahnya lebih tinggi
itu dan membandingkan dunianya dengan orang yang lebih rendah kemudian memuji
Allah atas kelebihan yang dimilikinya itu, maka Allah akan mencatatnya sebagai
orang yang syukur dan sabar dan barang siapa yang membandingkan kwalitas agama
dirinya dengan orang yang lebih rendah
dari padaya dan membandingkan dunianya dengan orang yang lebih tinggi kemudian
merasa gundah karena belum mendapatkan setinggi (dunia orang itu) maka Allah
akan mencatatnya sebagai orang yang syukur dan sabar.
Menurut hadits nabi ini orang yang dicatat Allah sebagai orang yang syukur
dan sabar adalah:
Yang pertama
من نظر فى دينه الى من هو فوقه فاقتدى به ونظر فى دنياه
الى من هو دونه فحمدا الله على مافضله به عليه كتبه الله شاكرا صابرا
Yaitu orang
yang pada agamanya melihat orang yang lebih tinggi dari padanya dan mereka
mengikuti orang itu, dan pada perkara dunianya dia melihat orang yang lebih
rendah dari padanya maka mereka memuji Allah terhadap apa yang telah Allah
berikan kepadanya. Merekalah yang digolongkan Allah menjadi orang yang syukur
dan sabar.
Jadi menurut
hadits diatas perkara pertama yang di sebutkan Rasulallah SAW dalam haditsnya
itu adalah manusia yang melihat orang
yang lebih tinggi dari padanya dalam urusan akhirat. Artinya ketika
melaksanakan perkara akhiratnya seperti ketakwaannya, ketaatannya, shalatnya,
zakatnya, puasanya, zikirnya dia selalu melihat orang yang lebih tinggi dari padanya.
Ketika dia melihat ada orang yang shalat 5 waktunya rajin sementara dia shalat
hanya magrib dan isya saja, maka dia akan melihat orang yang shalat 5 waktunya
rajin dan dia akan berusaha mengikutinya untuk melaksanakan shalat yang lima
waktu. Ketika dia melihat ada seseorang yang berilmu, sementara dia tidak
berilmu maka dia akan berusaha mengikuti jejak orang yang berilmu itu dengan
bersungguh-sungguh menuntut ilmu. Ketika dia melihat orang yang zikirnya rajin
sementara dia jarang atau bahkan tidak pernah wirid maka dia akan berusaha
mengikuti orang tersebut dengan memperbanyak zikir. Yang dahulunya dia tidak
shalat maka setelah melihat orang yang shalat dia akan shalat, yang dahulunya
dia tidak pernah puasa setelah melihat dan memperhatikan orang yang puasa
diapun ikut puasa setelah melihat orang yang taubat dari dosa yang pernah
dilakukannya maka dia yang masih berlumur dosa akan mengikuti temannya yang
sudah bertaubat itu. Dia suka berjudi, dia suka minum-minuman keras, dia suka
bermaksiat ketika melihat temannya yang tak pernah melakukannya maka dia akan
mengikutinya pendeknya dia selalu membandingkan ketaatannyakepada Allah dengan
orang lain yang lebih taat daripadanya sehingga dia berusaha untuk mengikuti
orang yang lebih taat dari padanya itu sehingga terjadi peningkatan dalam
ketakwaannya.
Lalu dalam
perkara dunianya dia selalu melihat orang yang lebih rendah daripadanya. Ketika dia berfikir. Ketika orang memiliki sebuah mobil maka dia akan melihat
orang yang memiliki sepeda motor, Alhamdulillah aku di berikan mobil temanku
hanya diberikan motor saja, lalu orang yang punya motor melihat orang yang
punya sepeda dan dia bersyukur Alhamdulillah aku diberikan sepeda temanku hanya
jalan kaki saja tidak punya sepeda. Yang jalan kaki juga bersyukur ”Alhamdulillah
saya masih diberikan kaki untuk jalan, temanku bahkan ada yang lumpuh tak bisa
berjalan, yang lumpuhpun bersyukur Alhamdulillah aku hanya lumpuh temanku ada
yang sudah tak bernyawa dan begitu seterusnya. Jika semua orang cara
memandangnya seperti ini alangkah indahnya hidup ini, tidak ada orang yang
stres akibat harta, tidak ada orang yang berputus asa, dan bahkan hari-harinya
selalu memperoleh peningkatan kwalitas, baik itu kwalitas ibadahnya sebagai
hamba Allah bahkan kwalitas sosialnya sebagai masyarakat orang semacam ini
tidak akan mudah dengki, orang ini akan selalu menikmati hidupnya dengan penuh
syukur dan sabar.
Yang kedua
ومن نظر فى دينه الى من هو دونه
ونظر فى دنياه الى من هو فوقه فاسف على ما فاته منه لم يكتبه الله شاكرا ولاصابرا
barang
siapa yang membandingkan kwalitas agama dirinya
dengan orang yang lebih rendah dari padaya dan membandingkan dunianya
dengan orang yang lebih tinggi kemudian merasa gundah karena belum mendapatkan
setinggi (dunia orang itu) maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang
syukur dan sabar.
Kelompok yang kedua ini adalah
mereka yang selalu ,membandingkan kwalitas akhiratnya dengan orang yang lebih
rendah dari padanya. Jika dia melaksanakan shalat yang lima waktu maka dia
melihat orang yang tidak melaksanakan shalat 5 waktu dan dia ikut malas
meninggalkan shalat, melihat temannya tidak puasa maka dia membandingkannya
dengan dirinya diapun mengikuti temannya itu untuk tidak puasa. Ketika melihat
orang yang berjud, minum-minuman keras diapun membandingkannya dengan dirinya,
dia mengatakan “ orang itu saja yang lebih tua daripadaku berbuat maksiat
kepada Allah apalagi aku yang masih muda” maka dia juga ikut tergelincir
jadinya. Dia tidak pernah mengalami peningkatan dalam ketaatannya karena selalu
membandingkan dirinya dengan orang yang ketaatannya lebih rendah dari padanya
bahkan dengan orang yang tidak memiliki ketaatan sama sekali. Kalau dia shalat
dia melihat yang tidak shalat, kalau dia bershodakoh dia melihat orang yang
tidak bersedekah, kalau dia menuntut ilmu dia akan melihat orang yang tidak
pernah menuntut ilmu. orang semacam ini selalu membenarkan kelakuannya walaupun
itu salah karena diia beranggapan ada yang lebih buruk daripadanya. Ini semua
dicatat sebagai orang yag tidak bersyukur dan bersabar.
Lalu setelah
dia membandingkan kwalitas ketaatannya dengan orang yang lebih rendah
daripadanya diapun membandingkan dunianya dengan orang yang lebih tinggi
daripadanya. Dia selalu melihat orang yang lebih kaya daripadanya, , yang punya
sepeda melihat orang yang punya motor, yang punya motor melihat orang yang
punya mobil dan seterusnya. Sehingga kehidupannya hanya berputar “ bagaimana
saya bias seperti dia, ketika tidur fikirannya kesana, ketika shalat hatinya
kesana, dia tak pernah tenang dia selalu ingin menjadi orang yang tertinggi
dalam perkara dunianya, sehingga orang lain selalu dibawahnya dia tidak pernah
puas seberapapun harta yang Allah berikan kepadanya, walaupun emas diberikan
sebesar gunung takakan pernah merasakan kepuasan, didalam fikirannya hanyalah uang dia tidak pernah memikirkan
menghitung bekalnya seberapa banyak untuk akhiratnya, seberapa dekat
kematiannya, siapa temannya di kubur besok tak pernah dia fikirkan apalagi
mempersiapkannya. Karena dia hanya ingin menjadi orang yang tertinggi didunia,
walaaupun diakhirat dia adalah orang yang paling rendah. Dengan keadaan yang
seperti ini Allah menggolongkannya sebagai orang yang tak bersyukur dan
bersabar
Seketika itu dia akan menjadi orang yang paling
miskin walaupun dia amatlah kaya. Karena hakekatnya orang yang kaya itu adalah
orang yang tidak membutuhkan sesuatu karena sudah merasa cukup, seperti Allah
maha kaya karena Dia tidak membutuhkan sesuatu tidak membutuhkan ketaatan
hamba-Nya, tidak membutuhkan disembah, karena walaupun Allah disembah ataupun
tidak Allah tetap akan menjadi Tuhan dan tak kan pernah berkurang sifat
ketuhannan-Nya itu tetapi kita yang selalu butuh kepada Allah, kita yang butuh
rahmat Allah dan Allah tidak pernah butuh kepada kita, karena Allah maha kaya.
Kalau manusia yang tak pernah cukup dalam hal dunianya walaupun dia kaya
materi sebenarnya dialah orang faqir yang sesungguhnya sseperi sabda Nabi
Muhammad SAW.
ليس الغنى عن كثرة العرض ولكن الغنى غنى النفس
Akhirnya semora kita di jadikan orang yang selalu membandingkan kwalitas
akhirat kita dengan orang yang lebih tinggi dari pada kita sehingga kwalitas
ketaatan kita akan selalu meningkat dari hari kehari dan selalu melihat orang
yang lebih rendah daripada kita dalam urusan dunianya, sehingga kita akan
menjadi orang yang menjadi orang yang diberikan nikmat yang begitu besar oleh
Allah sehingga kita digolongkan menjadi orang yang bersyukur. Bukan sebaliknya
seperti yang dikatakan dalam hadits Nabi tersebut
بارك الله لى ولكم فى القران العظيم ونفعنى واياكم بمافيه من الايات والذكر
الحكيم اقول قولى هذا واستغفر الله العظيم لى ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات
والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه انه هو الغفور الرحيم
الحمدلله
رب العالمين حمدا كثيرا كما امراشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له ارغاما لمن
جهد به وكفر واشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله سيد الخلائق والبشر اللهم صل وسلم
وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه الاخيار. امابعد...
فيا عباد
الله اتقوا الله ماستطعتم وسارعوا الى مغفرة رب العالمين واعلموا ان الله سبحانه وتعالى
امركم بامر بدأ فيه بنفسه و ثنى بملائكته المسبحة بقدسه. فقال تعالى فى كتابه
الكريم ان الله وملائكته يصلون على النبي ياايها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا
تسليما. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد سيد المرسلين وعلى اله واصحابه
وقرابته وازواجه وذريته اجمعين وارض اللهم على اربعة الخلفاء الراشدين سيدنا ابى
بكر وعمر وعثمان وعلى وعلى بقية الصحابة والتابعين وتابع التابعين ومن تبعهم
باحسان الى يوم الدين وعلينا معهم برحمتك يا ارحم الراحمين. اللهم اغفر للمسلمين
والمسلمات و المؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات انك سميع قريب مجيب الدعوات
ياقاضي الحاجات اللهم اصلح امة محمد صلى الله عليه وسلم وفرج عن امة محمد صلى الله
عليه وسلم وارحم امة محمد صلى الله عليه وسلم واغفر امة محمد صلى الله عليه وسلم
اللهم هذا ذلنا ظاهر بين يديك وحالنا لا يخفى عليك امرتنا فتركنا ونهيتنا فارتكبنا
ولا يسعنا الا عفوك فاعف عنا يا خير مأمول واكرمَ مسؤل انك غفور رءوف رحيم يا ارحم
الراحمين.
عباد الله ان الله يأمركم بالعدل
والاحسان وايتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون
فاذكروا الله العظيم يذكركم وادعوه يستجب لكم ولذكر الله اكبر
Tidak ada komentar:
Posting Komentar